Uji Hidrolisis Pati Dengan Asam
Starch Acid Hydrolysis Test
Sarina Dahara
Abstrak
Pati merupakan karbohidrat rantai
panjang yang termasuk jenis polisakarida, pati terdiri dari dua senyawa polimer
glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Hidrolisis
adalah dekomposisi kimia menggunakan bantuan air untuk memisahkan ikatan kimia
dari substansinya. Sedangkan hidrolisis pati adalah proses pemecahan molekul
amilum menjadi bagian-bagian penyususn amilum yang lebih sederhana seperti
dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa. Secara umum teknik hidrolisis dibagi
menjadi dua, yaitu hidrolisis berbasis asam dan hidrolisis dengan enzim. Tujuan
pada praktikum hidrolisis pati dengan asam yaitu untuk mengetahui pati yang
terhidrolisis dengan asam. Pada uji ini hasil reaksi
hidrolisis ditambah uji benedict hasilnya negatif. Sedangkan
hasil hidrolisis ditambah uji iodin hasilnya adalah positif. Tujuan
pada praktikum hidrolisis pati dengan asam yaitu untuk mengetahui pati yang
terhidrolisis dengn asam. Praktikum dilakukan dengan metode
eksperimen dengan menggunakan bahan
yaitu larutan pati 1%, pereaksi
benedict, larutan iodin, HCL, dan NaOH.
Kata kunci: Hidrolisis, Pati,
Pendahuluan
Lipid adalah senyawa
yang taklarut dalam air yang di ekstrak dari organism hidup menggunakan pelarut
yang kepolaranya lemah atau pelarut non polar (Ngili, 2009, p. 125)
Bilangan iod menunjukkan banyaknya derajat ketidak jenuhan
minyak yaitu banyaknya ikatan rangkap 2 pada ikatan biodiesel. Semakin banyak
derajat ketidak jenuhan maka semakin bagus kualitas biodiesel yang dihasilkan.
Kandungan senyawa asam lemak tak jenuh meningkatkan ferpormansi biodiesel pada
temperatur rendah karena senyawa ini memiliki titik leleh (Melting Point)
yang lebih rendah sehingga berkorelasi terhadap clout point dan puor
point yang rendah. (Syamsidar. 2013. p.217).
Viskositas biodiesel berkorelasi
dengan rantai karbon asam lemak yang terdapat pada sampel biodiesel. Nilai
viskositas meningkat seiring peningkatan panjang rantai asam lemak. Jadi
viskositas semakin kecil jika panjang rantai karbon semakin pendek. Jika rantai
karbon semakin pendek dapat dikatakan bahwa tingkat ketidak jenuhan semakin
besar. (Zulkifli. 2013. p. 259).
Bilangan
Iod menunjukkan ketidak jenuhan suatu minyak dan menandakan kualitas dari
minyak. Asam lemak yang tidak jenuh dala minyak dan lemak mampu menyerap
sejumlah iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya jumlah iod yang diserap
menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh.(Santi. 2013.p.
180).
Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 01 April 2019 pada pukul 14.00 s/d 15.40 WIB. Di Laboratorium
FKIP Biologi Universitas Syiah Kuala.
Target/Subjek/Populasi/Sampel
Target pada praktikum ini adalah untuk mengetahui suatu asam lemak tersebut apakah merupakan lemak jenuh
atau lemak tidak jenuh. Subjek penelitian pada pengamatan ini adalah seluruh
peserta praktikum. Sampel yang digunakakan dalam pengamatan yaitu minyak
kelapa, minyak malinda, kloroform, dan
larutan iodin.
Prosedur
kedalam
tabung reaksi kering yang berbeda, dimasukkan 1 mL
minyak kelapa, 1 mL minyak malinda. Lalu kedalam tabung
tersebut, ditambahkan 1 mL kloroform
untuk melarutkan lemak. Pada tabung yang lain, masukkan 1 mL kloroform sebagai
blangko. Selanjutnya dalam semua tabung diteteskan larutan iodin sehingga
terlihat warna yang permanen. yang terakhir dicatat jumlah tetesan yang
diperlukan pada setiap tabung.
Teknik Pengambilan Data
Data yang
diperoleh merupakan pengamatan langsung dan merupakan data kualitatif. Data
dikumpulkan dengan mengamati hasil uji ketidak jenuhan. Dalam praktikum ini
menggunakan instrument alat-alat laboratorium tabung reaksi, rak tabung reaksi,
dan pipet tetes.
Teknik
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis
secara kualitatif dan dimuat dalam bentuk table.
Hasil Dan Pembahsan
Uji ketidak jenuhan
merupakan uji yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan ikatan rangkap pada
asam lemak.Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak
tak jenuh memiliki ikatan rangkap pada struktur rantai karbonnya. Ikatan rangkap
tersebut dapat diadisi oleh halogen. Dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium
akan berfungsi memutus ikatan rangkap
yang terdapat molekul zat, kemudian iodium tersebut akan menggantikan posisi
dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan
rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali
(jika semuanya teradisi oleh iodium). Angka ketidak-jenuhan suatu molekul ditunjukkan oleh
jumlah ikatan rangkap dua ditambah 2 kali jumlah ikatan rangkap tiga
dalam molekul (Prodjosantoso, p. 2008).
Pada uji sifat
ketidak jenuhan pada minyak adanya ikatan tak jenuh dalam suatu lemak. Dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan
memutus ikatan rangkap yang terdapat molekul zat, kemudian iodium tersebut akan
menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga
jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada
sama sekali (jika semuanya teradisi oleh iodium). Dengan adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium akan
hilang. Minyak mengandung triasilgliserol dengan 80-85 % asam lemak jenuh. Asam
lemak utama yang terdapat dalam minyak adalah asam laurat dan asam miristat
(merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan
penyabunan yang tinggi) (Riyanta. 2016).
Bilangan asam yang tinggi menunjukan kualitas minyak yang rendah.
Hal ini didasarkan pada kandungan asam lemak bebas dan minyak. Asam palmitat
merupakan golongan asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh sendiri
merupakan rangkaian poligliserol yang terangkai dan hanya memiliki ikatan
tunggal dan panjang. Inilah mengapa menjadi penyebab adanya tingkat kejenuhan
pada asam lemak jenuh
Uji ketidak jenuhan memiliki prinsip
untuk menentukan ikatan rangkap yang ada dalam suatu asam lemak. Hasil positif menunjukkan bahwa bahan yang diuji merupakan
golongan lemak tak jenuh, sehingga penambahan pereaksi mengakibatkan perubahan warna
menjadi merah dan setelah didiamkan beberapa saat warna kembali kebentuk semula.
Hasil negative merupakan golongan lemak jenuh yang menunjukkan adanya perubahan
warna menjadi merah muda yang bersifat tetap setelah penambahan Iodin (Pujiyanti,
2013).
Pada
praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa warna pada minyak kelapa
sebelum ditetesi dengan iodin ialah keruh, pada
minyak malinda yaitu kuning bening, sedangkan pada blangko yaitu putih
bening. Namun sebelum masing-
masing larutan diteetsi dengan iodin, larutan tersebut terlebih dahulu ditetesi
dengan kloroform masing-masing sebanyak 1 mL untuk melarutkan lemak.
Gambar
2. Hasil uji laruts lakmus
Gambar 1.
Pengamatan perubahan warna
No
|
Larutan
|
Hasil Hidrolisis + Uji Benedict
|
Hasil Hidrolisis + Uji Iodin
|
Kesimpulan
|
1
|
Pati
|
Hasil hidrolisis yang
ditambahkan uji benedict belum
sempurna, karena pengaruh pemanasa-n yang belum pas, dan kesalahan pada
proses penetralan. Dan pada hasil hidrolisis yang ditambahkan uji iodin hasil
nya sempurna,larutannya terhidrolisis
sempurna.
|
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Hidrolisis
adalah dekomposisi kimia menggunakan bantuan air untuk memisahkan ikatan kimia
dari substansinya. Sedangkan hidrolisis pati adalah proses pemecahan molekul
amilum menjadi bagian-bagian penyususn amilum yang lebih sederhana seperti
dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa. Secara umum teknik hidrolisis dibagi
menjadi dua, yaitu hidrolisis berbasis asam dan hidrolisis dengan enzim.
Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya mahasiswa sudah memiliki
pengetahuan dasar tentang praktikum yang akan dilaksanakan, hal ini diharapkan
supaya saat melakukan praktikum mahasiswa lebih mudah mengerti mengenai hal
yang sedang dipraktikumkan. Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti
untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dan juga sebaiknya dalam melakukan
praktikum harus lebih teliti lagi.
Daftar Pustaka
Anggoro, dkk. (2013).
Hidrolisis Selulosa Eceng Gondok Menjadi Glukosa Dengan Katalis Arang Aktif
Tersulfonasi. Jurnal Teknologi Kimia Dan
Industri. 2(3): 63-69.
Dinarsari, Astrinia
Aurora & Adhitasari Alifiana. (2013). Proses Hidrolisa Pati Talas Sente. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri.
2(4): 253-26.
Iswendi. (2009).
Penentuan Aktifitas Amilase Dari Umbi Bengkuang Hasil Ektraksi Etanol Dan
Amonium Sulfat. Jurnal Sainstek.
12(1): 65-70.
Kurniasih, dkk. (2011).
Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tanduk Dengan Katalisator Asam Chlorida.
Jurnal Teknologi. 4(2): 107-112.
Mardina, dkk. (2014).
Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan Konsentrasi Katalisator Asam Sulfat Terhadap
Sintesis Fulfural Dari Jerami Padi. Jurnal
Konversi, 3(2): 1-8.
Ngili, Yohanis. (2015).
Aliran Informasi Genetika. Yogyakarta: Innosain.
Poedjiadi, Anna &
Supriyanti, Titin. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press).
Risnoyatiningsih, Sri.
(2011). Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia, 5(2): 417-424.
Sulistiyono, Agus.
(2013). Penentuan Jenis Karbohidrat
Dengan Uji Kualitatif Menggunakan Reagen Pada Sampel Mie Instan. Jurnal Indonesia, 10(4): 2-13.
Yusrin. (2010). Proses
Hidrolisis Onggok Dengan Variasi Asam Pada Pembuatan Etnol. Jurnal Unimus. 1(1): 20-25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar