Jumat, 05 April 2019

laporan uji hidrolisi pati dengan asam


Uji Hidrolisis Pati Dengan Asam
 Starch Acid Hydrolysis Test

Sarina Dahara
                                                                         Abstrak
Pati merupakan karbohidrat rantai panjang yang termasuk jenis polisakarida, pati terdiri dari dua senyawa polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Hidrolisis adalah dekomposisi kimia menggunakan bantuan air untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Sedangkan hidrolisis pati adalah proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyususn amilum yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa. Secara umum teknik hidrolisis dibagi menjadi dua, yaitu hidrolisis berbasis asam dan hidrolisis dengan enzim. Tujuan pada praktikum hidrolisis pati dengan asam yaitu untuk mengetahui pati yang terhidrolisis dengan asam. Pada uji ini hasil reaksi hidrolisis ditambah uji benedict hasilnya negatif. Sedangkan hasil hidrolisis ditambah uji iodin hasilnya adalah positif. Tujuan pada praktikum hidrolisis pati dengan asam yaitu untuk mengetahui pati yang terhidrolisis dengn asam. Praktikum dilakukan dengan metode eksperimen dengan menggunakan  bahan yaitu  larutan pati 1%, pereaksi benedict, larutan iodin, HCL, dan NaOH.
Kata kunci: Hidrolisis, Pati,


Pendahuluan
   Lipid adalah senyawa yang taklarut dalam air yang di ekstrak dari organism hidup menggunakan pelarut yang kepolaranya lemah atau pelarut non polar (Ngili, 2009, p. 125)
Bilangan  iod  menunjukkan banyaknya derajat ketidak jenuhan minyak yaitu banyaknya ikatan rangkap 2 pada ikatan biodiesel. Semakin banyak derajat ketidak jenuhan maka semakin bagus kualitas biodiesel yang dihasilkan. Kandungan senyawa asam lemak tak jenuh meningkatkan ferpormansi biodiesel pada temperatur rendah karena senyawa ini memiliki titik leleh (Melting Point) yang lebih rendah sehingga berkorelasi terhadap clout point dan puor point yang rendah. (Syamsidar. 2013. p.217).
Viskositas biodiesel berkorelasi dengan rantai karbon asam lemak yang terdapat pada sampel biodiesel. Nilai viskositas meningkat seiring peningkatan panjang rantai asam lemak. Jadi viskositas semakin kecil jika panjang rantai karbon semakin pendek. Jika rantai karbon semakin pendek dapat dikatakan bahwa tingkat ketidak jenuhan semakin besar. (Zulkifli. 2013. p. 259).
Bilangan Iod menunjukkan ketidak jenuhan suatu minyak dan menandakan kualitas dari minyak. Asam lemak yang tidak jenuh dala minyak dan lemak mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh.(Santi. 2013.p. 180).


Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat      
         Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 01 April 2019 pada  pukul 14.00 s/d 15.40 WIB. Di Laboratorium FKIP Biologi Universitas Syiah Kuala.

Target/Subjek/Populasi/Sampel
Target pada praktikum ini adalah untuk mengetahui suatu asam  lemak tersebut apakah merupakan lemak jenuh atau lemak tidak jenuh. Subjek penelitian pada pengamatan ini adalah seluruh peserta praktikum. Sampel yang digunakakan dalam pengamatan yaitu minyak kelapa, minyak malinda, kloroform, dan larutan iodin.

Prosedur
kedalam tabung reaksi kering yang berbeda, dimasukkan 1 mL minyak kelapa, 1 mL minyak malinda. Lalu kedalam tabung tersebut, ditambahkan 1 mL kloroform untuk melarutkan lemak. Pada tabung yang lain, masukkan 1 mL kloroform sebagai blangko. Selanjutnya dalam semua tabung diteteskan larutan iodin sehingga terlihat warna yang permanen. yang terakhir dicatat jumlah tetesan yang diperlukan pada setiap tabung.

Teknik Pengambilan Data
          Data yang diperoleh merupakan pengamatan langsung dan merupakan data kualitatif. Data dikumpulkan dengan mengamati hasil uji ketidak jenuhan. Dalam praktikum ini menggunakan instrument alat-alat laboratorium tabung reaksi, rak tabung reaksi, dan  pipet tetes.        

Teknik Analisis Data
            Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan dimuat dalam bentuk table.

Hasil Dan Pembahsan
   Uji ketidak jenuhan merupakan uji yang dilakukan untuk mendeteksi keberadaan ikatan rangkap pada asam lemak.Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap pada struktur rantai karbonnya. Ikatan rangkap tersebut dapat diadisi oleh halogen. Dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan  berfungsi memutus ikatan rangkap yang terdapat molekul zat, kemudian iodium tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika semuanya teradisi oleh iodium). Angka ketidak-jenuhan suatu molekul ditunjukkan oleh jumlah ikatan rangkap dua ditambah 2 kali jumlah ikatan rangkap tiga dalam molekul (Prodjosantoso, p. 2008).
 Pada uji sifat ketidak jenuhan pada minyak adanya ikatan tak jenuh dalam suatu lemak. Dimana reaksi yang terjadi adalah reaksi adisi oleh iodium. Iodium akan memutus ikatan rangkap yang terdapat molekul zat, kemudian iodium tersebut akan menggantikan posisi dari ikatan rangkap tersebut melalui reaksi adisi sehingga jumlah ikatan rangkap dalam molekul zat akan berkurang atau menjadi tidak ada sama sekali (jika semuanya teradisi oleh iodium). Dengan adanya reaksi ini, maka warna larutan iodium akan hilang. Minyak mengandung triasilgliserol dengan 80-85 % asam lemak jenuh. Asam lemak utama yang terdapat dalam minyak adalah asam laurat dan asam miristat (merupakan asam lemak dengan bobot molekul rendah dan memiliki bilangan penyabunan yang tinggi) (Riyanta. 2016).
Bilangan asam yang tinggi menunjukan kualitas minyak yang rendah. Hal ini didasarkan pada kandungan asam lemak bebas dan minyak. Asam palmitat merupakan golongan asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh sendiri merupakan rangkaian poligliserol yang terangkai dan hanya memiliki ikatan tunggal dan panjang. Inilah mengapa menjadi penyebab adanya tingkat kejenuhan pada asam lemak jenuh
Uji ketidak jenuhan memiliki prinsip untuk menentukan ikatan rangkap yang ada dalam suatu asam lemak. Hasil  positif menunjukkan bahwa bahan yang diuji merupakan golongan lemak tak jenuh, sehingga penambahan pereaksi mengakibatkan perubahan warna menjadi merah dan setelah didiamkan beberapa saat warna kembali kebentuk semula. Hasil negative merupakan golongan lemak jenuh yang menunjukkan adanya perubahan warna menjadi merah muda yang bersifat tetap setelah penambahan Iodin (Pujiyanti, 2013).
            Pada praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa warna pada minyak kelapa sebelum ditetesi dengan iodin ialah keruh, pada  minyak malinda yaitu kuning bening, sedangkan pada blangko yaitu putih bening. Namun sebelum masing- masing larutan diteetsi dengan iodin, larutan tersebut terlebih dahulu ditetesi dengan kloroform masing-masing sebanyak 1 mL untuk melarutkan lemak.


Gambar 2. Hasil uji laruts lakmus


Gambar 1. Pengamatan perubahan warna
No
Larutan
Hasil Hidrolisis + Uji Benedict
Hasil Hidrolisis + Uji Iodin
Kesimpulan
1
Pati
   


 
Hasil hidrolisis yang  ditambahkan  uji benedict belum sempurna, karena pengaruh pemanasa-n yang belum pas, dan kesalahan pada proses penetralan. Dan pada hasil hidrolisis yang ditambahkan uji iodin hasil nya sempurna,larutannya terhidrolisis  sempurna.



Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
          Hidrolisis adalah dekomposisi kimia menggunakan bantuan air untuk memisahkan ikatan kimia dari substansinya. Sedangkan hidrolisis pati adalah proses pemecahan molekul amilum menjadi bagian-bagian penyususn amilum yang lebih sederhana seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa. Secara umum teknik hidrolisis dibagi menjadi dua, yaitu hidrolisis berbasis asam dan hidrolisis dengan enzim.

Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya mahasiswa sudah memiliki pengetahuan dasar tentang praktikum yang akan dilaksanakan, hal ini diharapkan supaya saat melakukan praktikum mahasiswa lebih mudah mengerti mengenai hal yang sedang dipraktikumkan. Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dan juga sebaiknya dalam melakukan praktikum harus lebih teliti lagi.
  
Daftar Pustaka

Anggoro, dkk. (2013). Hidrolisis Selulosa Eceng Gondok Menjadi Glukosa Dengan Katalis Arang Aktif Tersulfonasi. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri. 2(3): 63-69.
Dinarsari, Astrinia Aurora & Adhitasari Alifiana. (2013). Proses Hidrolisa Pati Talas Sente. Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri. 2(4): 253-26.
Iswendi. (2009). Penentuan Aktifitas Amilase Dari Umbi Bengkuang Hasil Ektraksi Etanol Dan Amonium Sulfat. Jurnal Sainstek. 12(1): 65-70.
Kurniasih, dkk. (2011). Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tanduk Dengan Katalisator Asam Chlorida. Jurnal Teknologi. 4(2): 107-112.
Mardina, dkk. (2014). Pengaruh Waktu Hidrolisis Dan Konsentrasi Katalisator Asam Sulfat Terhadap Sintesis Fulfural Dari Jerami Padi. Jurnal Konversi, 3(2): 1-8. 
Ngili, Yohanis. (2015). Aliran Informasi Genetika. Yogyakarta: Innosain.
Poedjiadi, Anna & Supriyanti, Titin. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia  (UI-Press).
Risnoyatiningsih, Sri. (2011). Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia, 5(2): 417-424.
Sulistiyono, Agus. (2013). Penentuan  Jenis Karbohidrat Dengan Uji Kualitatif  Menggunakan  Reagen Pada Sampel Mie Instan. Jurnal Indonesia, 10(4): 2-13.
Yusrin. (2010). Proses Hidrolisis Onggok Dengan Variasi Asam Pada Pembuatan Etnol. Jurnal Unimus. 1(1): 20-25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar