Jumat, 05 April 2019


Uji Benedict
 Benedict Test

Sarina Dahara
                                                                   Abstrak
Karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui pereaksi gula pereduksi. Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas, dengan membentuk kupro oksida berwarna. Pereaksi benedict terdiri dari logam Cu dan larutan basa kuat. Pada uji ini reaksi positif  menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Praktikum dilakukan dengan metode eksperimen dengan menggunakan  bahan yaitu  reagen benedict, larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, dan larutan amilosa 1%. Hasil praktikum ini menunjukan hasil positif untuk larutan glukosa dan larutan fruktosa, dengan ditandai adanya gula pereduksi pada sampel yang menghasilkan endapan warna merah. Dan hasil negatif untuk larutan sukrosa dan amilosa dengan warnanya tetap, karena tidak mengandung gula pereduksi.
Kata kunci: karbohidrat, uji benedict  

Abstract
               Carbohydrates are polyhydroxyl-aldehyde or polyhydroxyl-ketone, or compounds that produce these compounds if hydrolyzed. Benedict test is used to save sugar through reducing sugar reagents. The alkali solution of copper is reduced by sugar containing free aldehyde or ketone groups, by making colored copper oxide. Benzict reagent consists of Cu metal and strong base. In this test a positive reaction produces red brick deposits which indicate the presence of reducing sugars in the sample. The precipitate formed can be green, yellow or red brick depending on the concentration of reducing sugar. This practice supports knowing the presence of reducing sugars in the sample solution. The practicum was carried out using the experimental method using materials namely reagent benedict, 1% calcium solution, 1% fructose solution, 1% sucrose solution, and 1% amylose solution. The results of this lab show positive results for secret solutions and fructose solutions, with marked differences in reducing sugars in samples that produce red deposits. And the negative results for sucrose and amylose with a fixed color, because they do not contain reducing sugars.
Keywords: carbohydrates, benedict test



 Pendahuluan
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusiayang befungsi untuk menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) (Siregar, 2014, p. 38).
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan  menjadi 3 bagian, yaitu Monosakarida, merupakan suatu molekul yang terdiri  dari 5 atau 6 atom C. Monosakarida yang mengandung saru gugus aldehida disebut aldosa, sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton. Monosakarida dengan 6 atom C disebut heksosa, misalnya glukosa,fruktosa, dan galaktosa. Sedangkan  yang  mempunyai 5 atom C disebut pentosa, misal xilosa, arabinosa, dan ribosa. Olidosakarida, merupakan polimer dari 2-10 monosakarida. Dan dapat diperoleh dari hasil hidrolisis polisakarida dengan bantuan enzim tertentu atau hidrolisis dengan asam. Polisakarida, merupakan molekul-molekul monosakarida yang dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik (Risnoyatiningsih, 2011,  pp. 417-418).
Uji   benedict digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi. Larutan alkali dari tembaga direduksi oleh gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas, dengan membentuk kupro oksida bewarna. (Bintang, 2010, p. 88).
 Uji benedict dilakukan pada pada suasana basa yang menyebabkan transformasi isomerik. Pada suasana basa, reduksi ion CU2+ dari CUSO4 oleh gula pereduksi akan berlangsung dengan cepat dan membentuk CU2O yang merupakan endapan merah bata. Pereaksi benedict  terdiri atas larutan CU2+ dalam suasana basa kuat (Suryani, dkk, 2017, p.4).
            Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada gula atau sukrosa (Poedjiadi, 2009, p.27).

Metode/Cara Kerja
Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilakukan pada hari Senin tanggal 11 maret 2019 pada pukul 14.00-15.40 WIB. Di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.

Target/Subjek/Populasi/Sampel
            Target dari praktikum ini adalah untuk membuktikan adanya gula pereduksi pada setiap larutan. Subjek penelitian pada pengamatan ini adalah seluruh peserta praktikum. Sampel yang digunakan dalam pengamatan diantaranya larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1%, dan larutan amilosa 1%.

Prosedur/Cara Kerja
   Sediakan 4 buah tabung reaksi, masing masing 1 ml larutan (reagen benedict), kemudian isi kedalam tabung reaksi masing masing 4 tetes larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, larutan sukrosa 1% dan larutan amilosa 1%. Setelah itu tabung di kocok lalu semua tabung di masukan kedalam air mendidih selama 3 menit lalu di dinginkan. Perhatikan warna endapan yang berbentuk dan bandingkan antar tabung, bila berbentuk endapan berwarna maka menunjukan positif (+) dan jika tidak menunjukan negatif (-).

Teknik Pengambilan Data
            Data yang diperoleh merupakan pengamatan langgsung dan merupakan data kualitatif, Data dikumpulkan dengan mengamati reaksi dalam larutan dan perubahan yang terjadi pada larutan glukosa 1%, larutan fruktosa 1%, sukrosa 1%, dan amilosa 1%. Dalam praktikum ini menggunakan instrument alat-alat laboratorium tabung reaksi, rak tabung reaksi,  pipet tetes dan spiritus

Teknik Analisis Data
            Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan dimuat dalam bentuk table.

Hasil Dan Pembahsan
 Karbohidrat atau sakarida adalah polihidroksil aldehid atau polihidroksil keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya. Penyusun utama karbohidrat adalah C, H, dan O. perbandingan jumlah atom H dan O adalah 1 : 2 seperti molekul air. Karbohidrat digolongkan berdasarkan monomer penyusunnya  seperti monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Berdasarkan sifat reaksi kimia, karbohidrat dibagi menjadi dua yaitu sifat mereduksi dan pembentukan fulfural (Handito, dkk, 2014, p.108).
Sebagian besar karbohidrat, terutama golongan monosakarida dan beberapa golongan disakarida, mempunyai sifat mereduksi terutama dalam suasana basa. Golongan tersebut bisa dikenal dengan gula pereduksi diantaranya yaitu, glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, dan altosa (Wungouw, dkk, 2015, p.33).
Monosakarida adalah gula-gula sederhana yang mengandung lima atau enam atom karbon dalam molekulnya. Zat tersebut larut dalam air, monosakarida yang mengandung enam kerbon mempunyai formula molekul C6H12O6, termasuk didalamnya glukosa (juga dikenal sebagai dekstrosa) (Sulistiyono, 2013, p.2).
Glukosa adalah monosakrida dengan rumus kimia C6H12O6, terdapat sebagai glikosida didalam tubuh binatang, glukosa dapat dibuat dari pati patina dan proses pembuatannya dapat di hidrolisis dengan asam maupun enzim. Dalam proses hidrolisis, Karbohidrat diubah menjadi gula larut dalam air, glukosa adalah suatu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga hewan dan tumbuhan. (yusrin, 2010, p.20).
Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel. Prinsip uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel mereduksi ion Cu+ dari CuSO4, 5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu2+. Suasana alkali diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. Semakin berwarna merah bata maka gula reduksinya semakin banyak (Kusbandari, 2015, p.38).
Berdasarkan percobaan ini diperoleh  data bahwa tidak semua positif mengandung gula pereduksi, ada sebagian yang tidak mengandung gula pereduksi. Larutan glukosa dan larutan fruktosa positif mengandung gula pereduksi, karena warnanya berubah menjadi merah bata, sedangkan bila negatif maka  akan tetap berwarna biru, yaitu larutan sukrosa dan amilosa. Gula pereduksi adalah golongan gula yang memiliki kemampuan untuk mereduksi suatu oksidator karena gugus aldehida dan ketonnya bebas berada dalam keadaan kesetimbangan pada rantai terbuka.
Pada sukrosa dan amilosa tidak menunjukan adanya perubahan tanpa endapan merah bata, sehingga karbohidrat ini tidak merupakan pereduksi. Hal ini menandakan bahwa larutan sukrosa dan larutan amilosa tidak memiliki gula
pereduksi yang dapat mereduksi reagent benedict.
            Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisi dan bisa diurai menjadi sedikitnya  dua buah monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya terbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangan.  Pada uji  ini terjadi reduksi Cu2+ menjadi Cu+, proses reduksi dilakukan oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas kepada larutan-larutan tembaga yang berkeadaan alkalis. Reduksi ini menghasilkan suatu endapan kupro oksida yang memiliki warna merah bata sehingga dapat dengan mudah di identifikasi.


Gambar 1. Pengamatan perubahan warna

No
Larutan
Sebelum
Sesudah
Keterangan
1
Glukosa
  





Warna merah  (+)
2
Fruktosa






Warna merah  (+)

3
Sukrosa






Warna Biru
       (-)
4
Amilosa





Warna Biru
        (-)






Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau polihidraksi keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya. Uji benedict merupakan uji yang digunakan untuk membedakan disakarida (sukrosa dan amilosa,) dan monosakarida (glukosa dan fruktosa). Semakin banyak kosentrasi monosakarida atau gula pereduksi dalam suatu larutan, akan membuat suatu larutan semakin memerah. Apabila berwarna kuning kemerahan maka kosentrasinya lebih banyak, namun apabila larutan tetap berwarna biru, hal itu menandakan bahwa tidak terdapat monosakarida atau gula pereduksi dalam larutan tersebut.


Saran
Dalam melakukan praktikum sebaiknya mahasiswa sudah memiliki pengetahuan dasar tentang praktikum yang akan dilaksanakan, hal ini diharapkan supaya saat melakukan praktikum mahasiswa lebih mudah mengerti mengenai hal yang sedang dipraktikumkan. Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.









Daftar Pustaka
Bintang, M. (2010). Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Handito, Yasa & Alamsyah (2014). Uji Kualitatif Karbohidrat. Jurnal Petunjuk Praktikum Biokimia, 3(1): 108-117.
Kusbandari, Aprilia. (2015). Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung dan Pati Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.). Jurnal Pharmaҫiana, 5(1): 35-42.
Poedjiadi, Anna & Supriyanti, Titin. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia  (UI-Press).
Risnoyatiningsih, Sri. (2011). Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning Menjadi Glukosa Secara Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia, 5(2): 417-424.

































Siregar, Nurhamidah Sari. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2): 38-44.
Sulistiyono, Agus. (2013). Penentuan  Jenis Karbohidrat Dengan Uji Kualitatif  Menggunakan  Reagen Pada Sampel Mie Instan. Jurnal Indonesia, 10(4): 2-13.
Suryani, dkk. 2017. Produksi Asam Laktat Oleh Lactobacillus Delbrueckii Subsp, Bulgaricus Dengan Sumber Karbon Tetes Tebu. Jurnal Teknologi Dan Industri Pertanian Indonesia,  9(1): 1-9.
Wungouw, Herlina & Pangemanan, Damajanty. (2015). Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Pukesmas Bahu Kota Manado. Jurnal e-Biomedik, 3(1): 32-40.
Yusrin. 2010. Proses hidrolisis onggok dengan variasi asam  pada pembuatan etanol. Jurnal unimus,  1(1):  20-25.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar